Tim Pemburu Koruptor Belum Juga Berhasil

Setahun berlalu, tetapi tim pemburu koruptor belum juga berhasil membawa aset koruptor dalam bentuk rekening kembali ke Indonesia. Walaupun sudah melanglang buana hingga ke Hongkong dan Swiss pada September 2005, tim hanya bisa sebatas memblokir rekening para koruptor.

Jangan-jangan pernyataan Swiss dan Hongkong yang akan membantu Indonesia dalam memburu dan mengembalikan aset koruptor hanya pengakuan tim pemburu koruptor saja, kata Emerson Yuntho, Koordinator Bidang Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW), Jumat (18/11). Pasalnya, selama ini tak pernah ada keterangan resmi secara langsung dari pihak Swiss maupun Hongkong.

Bisa dipastikan sampai akhir tahun 2005 aset yang diburu tim pemburu koruptor sulit berhasil dibawa pulang ke Indonesia. Apalagi, korupsi sebagai extra ordinary crime mestinya dilawan dengan aksi luar biasa juga. Nyatanya, perburuan aset ini terkesan hanya menggunakan cara- cara biasa dan sangat lambat kritik Emerson.

Wakil Jaksa Agung Basrief Arief selaku ketua tim pemburu koruptor mengaku, pihaknya masih terus berkorespondensi dengan pihak Hongkong dan Swiss. Persyaratan berupa dokumen yang diajukan kedua negara itu untuk mencairkan rekening para koruptor itu sudah dilengkapi 70-75 persen. Sampai sekarang rekening masih diblokir. Maunya kita kan cepat. As soon as possible, kata Basrief.

Tim pemburu koruptor pada September lalu terbang ke Hongkong dan Swiss. Hasilnya, rekening Hendra Rahardja di Hongkong sebesar 9,3 juta dollar AS, rekening Irawan Salim sebesar Rp 500 miliar, dan ECW Neloe sebesar 5 juta dollar AS di Swiss berhasil diblokir.

Hongkong mengajukan pembagian aset sebesar 20 persen untuk administrasi ditambah setengah dari sisanya yang dibagi rata dengan Indonesia. Dengan demikian, Hongkong memperoleh pembagian aset 60 persen dan Indonesia 40 persen. Saat itu belum ada kesepakatan perihal pembagian aset ini.

Lebih lanjut Basrief menuturkan, pihak Hongkong sudah mengundang kembali tim pemburu koruptor untuk datang lagi ke Hongkong membicarakan mutual legal assistance secara keseluruhan. Namun, tim pemburu koruptor akan rapat lebih dulu pada Rabu depan untuk memastikan keberangkatan ke Hongkong.

Terkait dengan pembagian aset, Indonesia tetap berkeras akan meminta tak ada aset koruptor yang dibagikan untuk Hongkong. Ini kan hasil korupsi. Kalau drug sih oke-oke saja, kata Basrief. (idr)

Sumber: Kompas, 19 November 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan