Profil Calon Ketua Mahkamah Agung
Pemilihan ketua Mahkamah Agung kemungkinan dipercepat, yang sedianya dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Januari 2009 nanti. Sayangnya dalam proses seleksi tersebut tidak ada penyampaian visi dan misi maupun membuka ruang bag publik untuk memberikan masukan mengenai track record calon, maupun uji kesehatan. Informasi seleksi KMA sepertinya mendadak, karena beberapa hakim agung yang dihubungi juga tidak mengetahui adanya proses seleksi tersebut. ICW dan Koalisi akan menyikapi hal tersebut pada hari Rabu, 14 Januari 2009 Pukul 13.30 bertempat di ICW Jl. Kalibata Timur IV D No 6.
ICW sendiri mendorong kriteria pimpinan MA sebagai berikut:
- Sehat jasmani dan rohani (dibuktikan dengan keterangan dokter pemerintah)
- Berumur kurang dari 65 tahun.
- Punya visi dan misi dalam reformasi/pembaruan di MA
- Memiliki komitmen dalam peberantasan korupsi (tidak pernah memvonis bebas terdakwa korupsi)
- Bersikap hidup sederhana (tidak memiliki hobby atau olahraga
- Mendorong adanya transparansi dilingkungan peradilan
Berikut adalah profil umum calon kuat Ketua MA.
-----------------------------------
PROFIL CALON KETUA MAHKAMAH AGUNG
Djoko Sarwoko
Lahir di Boyolali 21 Desember 1942. Karirnya sebagai hakim dimulai sebagai calon hakim di PN Jakarta Utara pada tahun 1973, selanjutnya menjadi hakim PN Tanjung Pinang, Hakim PN Batam, Hakim PN Surabaya, Ketua PN Bogor, Hakim PT Sumatera Utara. Pada tahun 1997 hingga 2000 menjabat sebagai Direktur Pidana MA. Kemudian menjadi Wakil Ketua PT Tanjung Karang sejak 2000-2004. Menjadi Hakim Agung sejak 14 September 2004 hingga saat ini. Dikalangan media dikenal juga sebagai juru bicara MA.
Meraih gelar sarjana hukum pada tahun 1970 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, menyelesaikan pendidikan magister hukum di Universitas Krisna Dwipayana Jakarta pada tahun 2000 dan mengikuti kursus Lemhanas KSA IX pada 2001.
Menikah dengan Tien Sri Sugiartien pada tahun 20 April 1953, pasangan ini dikarunia dua orang anak bernama Viska Yustikatina dan Windi Yuria Valentina. Memiliki hobby menyanyi. Nilai kekayaan per 1 Mei 2007 berdasarkan laporan ke KPK adalah sebesar Rp 1,311 miliar dan USD 3500.
Paulus Effendi Lotulung
Memulai karirnya sebagai hakim di PN Gresik, lalu ke PN Ngawi dan menjadi Kepala Biro Umum di PT Surabaya tahun 1973.
Lulus Sekolah Hakim dan Jaksa Negara di Malang pada tahun 1963. Dilanjutkan pada tahun 1965 ke Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabya hingga lulus pada tahun 1971. Setelah pulang dari kulia di Paris, Paulus bertugas menjadi asisten di MA hingga 1984. Kemudian pada tahun 1984 menjadi hakim di PN Jakarta Pusat. Lalu menjadi hakim dan Wakil Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tahun 1995-1996, menjabat sebagai Ka. Litbang di MA dan hakim tinggi PT DKI Jakarta, dan sejak 1998 dilantik sebagai hakim agung. Pada tahun 2000, Paulus pernah menjabat sebagai Ketua Muda bidang Tata Usaha Negara MA.
Di tahun 1976 mendapat beasiswa ke Paris untuk kuliah di Institute Internatuonal d'administration Publique, yang dilanjutkan ke Universite Sorbone (Paris) sampai pada tahun 1980 untuk program S2 dan dilanjutkan lagi sampai 1982 untuk program S3.
Lahir di Boyolali, 9 Maret 1943 ini menikah dengan Dra. Sri Murtinah Mangunwidodo, MA, dari Yogyakarta yang juga alumni dari Universitas di Paris.
Data kekayaan berdasarkan laporannya ke KPK (per 31 Maret 2001) adalah sebesar RP 535 juta dan USD 38.
Harifin Tumpa
Lahir di Soppeng, 23 Februari 1942. Memulai karirnya sebagai hakim PN Takalar tahun 1969, lalu menjadi Ketua PN di beberapa PN di Sulses selama 1972-1989. Pernah menjadi hakim PN Jakarta Barat tahun 1989, Ketua PN Mataram tahun 1994 dan Hakim Tinggi PT Makasar tahun 1997, sebagai Direktur Perdata tahun 1997-2000, mejadi wakil PT Palembang selama 2001,dan tahun 2002 hingga 2004 menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Palu. Menjadi Hakim Agung sejak 14 September 2004 hingga saat ini.
Menempuh pendidikan Sekolah Hakim dan Djaksa di Makasar pada 1959-1963, kuliah di fakultas hukum Universitas Hasanuddin Makasar lulus tahun 1972,Post Graduate Universitas Leiden 1987, dan Magister Hukum di Universitas Krisnadwipayana Jakarta tahun 1998-2000.
Harifin menikah dengan Herwati Sikki dan dikaruniai tiga orang anak yaitu A. Hartati, AJ. Cakrawala, dan Rizki Ichsanudin.
Data kekayaan berdasarkan laporannya ke KPK (per 1 Maret 2006) adalah sebesar RP 1,456 miliar.
---------------------------
Diolah oleh Indonesia Corruption Watch
Sumber: LHKPN- KPK, Profil Hakim 2003 yang diterbitkan oleh IKAHI, dan update media