Perebutan kursi kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri makin santer terdengar. Lima nama dikabarkan memiliki kans besar untuk menggantikan posisi Komjen Pol Ito Sumardi yang memasuki pensiun pada akhir bulan ini.

Kelima nama terkuat yang diunggulkan menggantikan Ito adalah Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Bambang Widaryatmo (Akpol Angkatan 1978), Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Sutarman (1981),Koordinator Staf Ahli Kapolri Irjen Pol Badroedin Haiti (1982),Kapolda Aceh Irjen Pol Iskandar Hasan (1980), dan Kalemdikpol Irjen Pol Oegroseno (1978).

Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo akan memilih satu nama untuk diserahkan dan nantinya disetujui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dua nama,yakni Bambang dan Oegroseno, merupakan teman satu angkatan Kapolri Timur Pradopo saat menimba ilmu di Akademi Kepolisian (Akpol).

Bambang bahkan dikabarkan pernah menjadi salah satu anggota inti tim sukses Timur pemilihan kapolri. Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, ada kemungkinan Timur menunjuk satu nama yang memiliki loyalitas kepadanya dan ditambah dengan faktor angkatan.

Sebelumnya, untuk menduduki jabatan strategis seperti kalemdikpol dan wakapolri, ungkap Bambang,Timur memilih teman satu angkatannya. “Bisa jadi, untuk kabareskrim pun seperti itu. Untuk memperkuat jajarannya,”tegas Bambang kepada SINDO kemarin. Menurut dia, kabareskrim merupakan jabatan strategis yang penting dalam menjalankan fungsi sebagai penegak hukum.

Karena itu, Kapolri seharusnya tidak hanya mengedepankan sisi loyalitas pada individu atau faktor angkatan. “Ada beberapa kriteria ideal yang seharusnya dilihat Kapolri untuk memilih seseorang untuk menjabat kabareskrim,” ujarnya. Kriteria tersebut antara lain integritas moral, independen, profesional, dan dedikasi terhadap institusi dan negara.

Selain itu,Kapolri juga harus menghindarkan segala bentuk intervensi dari semua pihak, terlebih intervensi politis yang nantinya bisa jadi justru menghancurkan tatanan yang sudah dibangun Kapolri. “Jadi, jangan hanya dulunya tim sukses atau teman satu angkatan, tapi tidak memiliki independensi dan tidak memiliki loyalitas terhadap hukum justru menjadi kabareskrim,” tegasnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Police Wacth (IPW) Neta S Pane mengatakan,dari lima nama itu,terdapat dua nama yang menjadi kandidat terkuat kabareskrim. Kedua nama itu adalah Bambang dan Sutarman. Sebab, Bambang pernah menjadi tim sukses inti yang menjadikan Timur sebagai kapolri, sedangkan Sutarman merupakan mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dikenal dekat dengan SBY.

“Namun, dari pengalaman bertugas, hanya Badroedin yang tergolong memiliki banyak pengalaman. Dia pernah menjadi kapolda Banten, Sulteng, Sumut, dan Jatim. Dia juga beberapa kali menjadi staf ahli Kapolri sebelum akhirnya menjadi koordinator staf ahli,” papar Neta. Setelah Badroedin, Sutarman menjadi calon yang memiliki pengalaman terbanyak kedua.

Sebelum menjadi kapolda Metro Jaya, Sutarman pernah menjabat sebagai kapolwiltabes Surabaya, kapolda Kepulauan Riau, kepala Slapa, dan kapolda Jabar. Neta memaparkan, dari faktor usia,Badroedin adalah yang termuda, yakni 53 tahun. Kemudian disusul Sutarman, 54, Iskandar Hasan, 56, dan Bambang serta Oegroseno, 57. “Bambang sempat menjadi widyaiswara utama sespim Polri.

Dia juga lama bertugas sebagai penyidik di KPK,”jelas Neta. Selain kabareskrim, Polri juga harus menunjuk perwiranya untuk menggantikan Irjen Pol Mathius Salempang sebagai wakil kabareskrim. Mathius sebetulnya sudah memasuki masa pensiun pada 9 Juni 2011. Namun, Kapolri belum menerbitkan TR (telegram rahasia) untuk menunjuk satu nama.

“Kapolri diharapkan dapat memilih berdasarkan kompetensi, yakni polisi yang memiliki pengalaman,integritas,dan komitmen tinggi untuk mendorong reformasi di tubuh Polri. Kapolri jangan terpengaruh dengan manuver politisi maupun kelompok pengusaha hitam dalam menyukseskan calonnya,” tegasnya. krisiandi sacawisastra
Sumber: Koran Sindo, 13 Juni 2011