Setiap bulan anggota Dewan Perwakilan Rakyat memperoleh penghasilan lebih dari Rp 62 juta. Pendapatan yang terdiri atas gaji pokok dan tunjangan ini belum termasuk uang rapat, uang transpor, uang perjalanan dinas di dalam dan luar negeri, serta fasilitas lain.

Gaji besar yang diterima anggota Dewan Perwakilan Rakyat ternyata tak secara otomatis mendorong mereka menunjukkan kinerja cemerlang. Kendati begitu, sebagian politikus kurang setuju jika kinerja mereka dikaitkan dengan pendapatan yang diperoleh.

“Itu berlebihan dan tidak relevan,” kata Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, setelah menghadiri pelantikan Heru Sudjatmoko sebagai Bupati Purbalingga, Jawa Tengah. “Anggota Dewan bukan buruh yang remunerasinya diukur dengan kinerja. Ini jabatan politis.”

Atas kinerja yang rendah dan seringnya mereka bolos itu, Ganjar mengaku sepakat bila rakyat “memukuli” para wakilnya. Untuk memperbaiki kinerja dan tingkat kehadiran itu, Ganjar mengatakan saat ini sudah ada upaya menerapkan sistem pencatatan presensi menggunakan sidik jari. Ia juga mengusulkan agar proses pembahasan dan pengambilan keputusan tidak terlalu panjang.

Berapa persisnya gaji dan fasilitas yang diterima para wakil rakyat yang berkinerja kurang mulus itu?
 
Sumber: Koran Tempo, 28 Juli 2010
Penghasilan anggota DPR menurut analisis IBC