Panduan Perlindungan Digital Untuk Aktivis
Dalam kerja-kerja aktivisme dan advokasi kita, internet telah membuka begitu banyak peluang baru. Akses terhadap informasi atau kelompok yang dulu hanya dapat kita khayalkan, atau membutuhkan ongkos dan tenaga yang sangat besar, kini dapat diperoleh melalui ujung jempol di telepon pintar kita.
Namun bersama peluang baru, hadir pula ancaman baru. Dari sifat pekerjaannya, pembela HAM seringkali sudah rentan terhadap serangan. Ketika aktivitas pembela HAM semakin berpindah ke dunia digital, ancaman yang kita hadapi ikut bermigrasi ke dunia digital.
Bentuk ancaman-ancaman ini juga semakin bervariasi. Mulai dari ancaman peretasan situs web dan pencurian data yang mengganggu aktivitas advokasi, hingga pembocoran dan manipulasi data pribadi yang berujung kriminalisasi, intimidasi, atau bahkan kekerasan fisik.
Menghadapi tantangan baru ini bukan hal mudah. Banyak kelompok dan pembela HAM menganggap bahwa ancaman semacam ini adakah “risiko wajar” bagi aktivis, belum memiliki kesadaran dan pengetahuan terkait keamanan digital, atau sekadar tidak memiliki cukup waktu dan tenaga untuk didedikasikan dalam menghadapi ancaman digital.
Padahal, ada banyak langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan bersama pembela HAM. Karena itulah kami dari Imparsial, SAFEnet, ELSAM, Kemudi, Indonesia Corruption Watch, dan Purple Code Collective berkolaborasi untuk membuat buku saku ini.
Kami berharap bahwa buku ini dapat meningkatkan kemampuan rekan-rekan pembela HAM dengan tetap menimbang beragamnya sumber daya dan pemahaman yang dimiliki oleh pembela HAM di seluruh penjuru Indonesia.