Mabes Polri Mutasi Kapolda, Susno Duadji Lolos
Gerbong mutasi di jajaran Mabes Polri kembali bergerak. Sejumlah Kapolda maupun pejabat strategis Mabes Polri berganti posisi. Tetapi, dalam mutasi kali ini, Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji tetap bertahan alias tak bergeser.
''Mutasi ini rutin dalam rangka penyegaran personel,'' ujar Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Sulistyo Ishak dalam keterangannya kemarin (18/10).
Mutasi tersebut didasarkan telegram rahasia (TR) Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri bernomor TR/547/X/2009, TR / 557/X/2009, dan TR/ 567/X/2009 tertanggal 17 Oktober 2009. Mutasi atau penggantian itu dilakukan atas beberapa Kapolda serta pejabat di jajaran Mabes Polri maupun polda.
Kapolda Jawa Timur Irjen Anton Bachrul Alam dimutasi menjadi staf ahli Kapolri bidang sosial ekonomi. Penggantinya Brigjen Pratiknyo yang sebelumnya menjabat wakil kepala Badan Intelkam Mabes Polri. Kapolda Lampung Brigjen Pol Ferial Manaf menempati pos baru wakil kepala Badan Intelkam Polri. Posisinya akan digantikan oleh Direktur Ekonomi Khusus (Direksus) Bareskrim Polri Brigjen Pol Edmon Ilyas.
Perpindahan posisi Edmon cukup menarik karena saat ini sebetulnya dia memimpin penyidikan kasus Bank Century. Jabatan yang ditinggalkan Edmon diisi Wakil Direktur Tipikor Bareskrim Kombes Raja Erizman. ''Sekali lagi, tidak ada yang istimewa dari mutasi ini. Itu rutin saja,'' tegas Sulistyo.
Kapolda Papua Irjen Bagus Ekodanto dimutasi menjadi Pati Mabes Polri dalam rangka memasuki pensiun. Bagus digantikan Kapolda Sulut Brigjen Bekto Suprapto. Bekto, yang juga mantan Kadensus 88 Mabes Polri, diperkirakan membuat Papua lebih kondusif. Sebab, Bekto dikenal punya pendekatan yang tegas dan tanpa pandang bulu.
Selanjutnya, Kapolda Sumsel Irjen Sisno Adiwinoto dimutasi menjadi staf ahli Kapolri. Penggantinya Irjen Hasyim Irianto. Posisi Kapolda Sulut yang ditinggalkan Bekto akan diisi Brigjen Pol Hertian A.Y., yang sebelumnya menjabat direktur D Badan Intelkam Polri. Posisi Wakapolda Sulut juga diisi muka baru, yakni Kombespol Carlo Brix Tewu yang sebelumnya menjadi direktur I Kamtranas Bareskrim Mabes Polri.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya juga berganti. Pejabat lamanya, Kombes M. Iriawan, dipromosikan menjadi wakil direktur Keamanan Trans Nasional Bareskrim Mabes Polri. Iriawan adalah ''komandan'' penyidikan kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, yang melibatkan Antasari Azhar. Promosinya ke Mabes Polri menjadi hadiah karena dia dianggap berhasil.
Ketika dihubungi Jawa Pos tadi malam, Iriawan mengaku belum tahu soal promosinya. ''Saya belum terima salinan SK-nya. Pokoknya, di mana pun saya siap,'' katanya. Selanjutnya, Direskrimum Polda Metro akan dijabat Kombes Idham Azis, yang saat ini menjabat Kapolres Jakarta Barat.
Jabatan Kabid Humas Polda Metro Jaya juga berganti. Kombes Chrysnanda Dwi Laksana diangkat menjadi direktur Lalu Lintas Polda Riau. Kombes Boy Rafli, yang sebelumnya Kapoltabes Padang, menjadi penggantinya.
Chrysnandha menyatakan siap bertugas di tempat baru. ''Terima kasih atas kerja samanya selama ini,'' katanya saat dihubungi Jawa Pos tadi malam.
Pengamat kepolisian Neta Sanusi Pane menilai mutasi Polri kali ini tak terlalu istimewa. ''Beberapa malah ada yang janggal,'' kata direktur Indonesian Police Watch (IPW) itu.
Dia mencontohkan Kapolda Jatim yang sebetulnya dinilai berprestasi baik malah dimutasi menjadi staf ahli. ''Untuk jabatan staf ahli itu, memang ada dua kemungkinan. Akan promosi lagi atau justru jadi pati (perwira tinggi) terus,'' tuturnya.
Begitu pula promosi Edmon Ilyas sebagai Kapolda Lampung dinilai janggal. ''Seharusnya tuntaskan dulu kasus-kasus Century, baru bisa bergeser. Ini tentu jadi pertanyaan publik,'' kata penulis buku Reformasi Kepolisian itu.
Sebaliknya, Susno Duadji yang kini disorot justru tidak termasuk pejabat yang dimutasi. Padahal, KPK melaporkan bahwa Susno menemui Anggoro Widjojo di Singapura. Anggoro adalah Dirut PT Masaro Radiokom yang menjadi buron setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap dan korupsi proyek SKRT (sistem komunikasi radio terpadu). (rdl/dwi)
Sumber: Jawa Pos, 19 Oktober 2009
----------------
Delapan Kapolda Dimutasi
by : Adhitya Cahya Utama
MARKAS Besar Kepolisian RI (Polri) melakukan mutasi besar-besaran. Berdasarkan telegram rahasia bernomor TR/547/X/2009 tanggal 17 Oktober 2009, Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengganti delapan kepala kepolisian daerah (Kapolda). Puluhan perwira tinggi dan ratusan perwira menengah juga mengalami rotasi jabatan.
Kapolda Papua beralih dari Inspektur Jenderal (Irjen) Bagus Ekodanto kepada Brigadir Jenderal (Brigjen) Bekto Suprapto. Bagus memasuki masa pensiun, sedangkan Bekto sebelumnya menjabat Kapolda Sulawesi Utara.
Irjen Sisno Adiwinoto yang menjabat Kapolda Sumatera Selatan dimutasi menjadi staf ahli Kapolri. Jabatan lama akan ditempati Irjen Hasyim Irianto yang sebelumnya staf ahli Kapolri bidang sosial ekonomi.
Sedangkan Brigjen Pratiknyo yang sebelumnya menjabat Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan, Polri, dipromosikan menjadi Kapolda Jawa Timur, menggantikan Irjen Anton Bachrul Alam. Kapolda lain yang dimutasi adalah Jambi, Lampung, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara.
Selain itu, Brigjen Budi Gunawan dipromosikan menjadi Kepala Divisi Pembinaan Hukum Polri, menggantikan Irjen Ariyanto Sutadi. Kapolri juga merotasi Direktur Kepolisian Perairan (Polair). Brigjen Abdulrachman digantikan wakilnya, Komisaris Besar (Kombes) Budi Hartono Untung.
Di jajaran reserse, Direktur Ekonomi dan Khusus Brigjen Edmon Ilyas mutasi menjadi Kapolda Lampung. Ilyas digantikan Wakil Direktur Tindak Pidana Korupsi, Kombes Raja Erizman yang mendapat promosi.
Ditingkat Polda, posisi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya juga mengalami pergeseran. Pejabat lama Kombes M Iriawan menjadi Wakil Direktur Keamanan Trans Nasional. Posisinya diisi Kepala Polres Jakarta Barat Kombes Idham Azis.
Juru Bicara Polda Metro Jaya juga beralih dari Kombes Chrysnanda Dwi Laksana kepada Kombes Boy Rafli. Chrysnanda menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Riau, sedangkan Boy sebelumnya Kepala Poltabes Padang.
Sumber: Jurnal nasional, 19 Oktober 2009