KPU Umumkan Pemenang Tender Tinta
Komisi Pemilihan Umum mengumumkan pemenang pengadaan 901.722 botol tinta sidik jari untuk pemilihan presiden dan wakil presiden nanti. Ketua Panitia Pengadaan Tinta Sidik Jari, Syafriadi Yatim, mengatakan jumlah tinta disesuaikan dengan jumlah tempat pemungutan suara. "Satu tempat pemungutan mendapat dua botol," kata Syafriadi di ruang kerjanya di Jakarta kemarin.
Komisi Pemilihan Umum kemarin mengumumkan pemenang lelang pengadaan tinta yang dibagi dalam tiga paket. Peserta tender diberi waktu lima hari sejak 3 Juni untuk menyanggah keputusan KPU. Pengadaan tinta paket I dimenangi PT Pura Barutama dengan penawaran Rp 3,427 miliar. PT Intimas Wisesa, yang mengajukan penawaran Rp 3,583 miliar, menjadi pemenang cadangan pertama dan PT Sigma Utama dengan penawaran Rp 3,68 miliar menjadi pemenang cadangan kedua.
Pemenang paket II adalah PT Sigma Utama dengan penawaran Rp 3,297 miliar. Sebagai pemenang cadangan satu dan dua masing-masing PT Intimas Wisesa dengan penawaran Rp 3,35 miliar dan PT Gilang Ikrar Permata dengan penawaran Rp 3,358 miliar.
Adapun pemenang paket III yang telah diumumkan pada 30 Mei adalah PT Intimas Wisesa dengan nilai penawaran Rp 3,752 miliar. PT Sigma Utama menjadi pemenang cadangan pertama dengan nilai penawaran Rp 3,792 miliar. Pemenang cadangan kedua adalah PT Gilang Ikrar Permata dengan nilai penawaran Rp 3,77 miliar. Masa sanggah paket III mulai 1 hingga 5 Juni.
Jumlah lokasi pemungutan berubah karena perubahan jumlah tempat disebabkan oleh batas pemilih maksimal di tiap tempat pemungutan suara meningkat. Pada pemilihan legislatif, tempat pemungutan suara maksimal berisi 500 pemilih. Pada pemilihan nanti jumlah pemilih maksimal 800 orang.
Lembaga swadaya masyarakat pemerhati anggaran negara, Indonesia Budget Center, menilai pengadaan tinta sarat pemborosan. Pasalnya, kata Koordinator Divisi Hukum dan Politik Anggaran Indonesia Budget Center Roy Salam, KPU tak pernah mengaudit aset sisa pemilihan legislatif sebelum menyediakan tinta baru.
Dari audit, Roy mengatakan, dapat diketahui jumlah tinta yang masih bisa digunakan. "Kalau kualitas tinta pemilihan legislator bagus, pasti bisa digunakan untuk pemilihan presiden," kata dia. PRAMONO
Sumber: Koran Tempo, 4 Juni 2009