Kepuasan Publik terhadap Kinerja SBY Menurun
Survei LSI, Belum Masuk Polemik Malaysia
Sejak terpilih lagi pada Juli 2009, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terus terjun. Penelitian terakhir Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Agustus 2010 mencatat, tingkat kepuasan kepada presiden yang sedang menjalani periode kedua kepemimpinannya itu berada di angka 65 persen.
Padahal, berdasar hasil survei lembaga yang sama pada Juli 2009, tingkat kepuasan terhadap SBY sempat mencatat rekor tertinggi hingga 85 persen. ''Penurunan sampai 20 persen itu cukup signifikan,'' ujar Direktur Eksekutif LSI Kuskridho Ambardi saat merilis hasil survei lembaganya di Kantor LSI, Jl Lembang Terusan, Jakarta, kemarin (2/9).
Penurunan tingkat kepuasan tersebut selaras dengan bagian survei LSI lainnya terkait dengan tingkat persepsi masyarakat atas kondisi dalam negeri. Terutama, kondisi perekonomian dan penegakan hukum yang juga terus memburuk sejak Juli 2009 hingga saat ini.
Dari hasil survei terakhir, kelompok masyarakat yang menilai kondisi ekonomi masih baik hanya 29 persen. Padahal, saat terpilih pada Juli 2009, publik yang menganggap kondisi ekonomi baik mencapai 56 persen. Begitupun dengan persepsi terhadap penegakan hukum. Sempat berada di 54 persen sekitar setahun lalu, kini hanya 35 persen yang masih menganggap baik.
''Terhadap isu mutakhir, tabung gas dan tarif dasar listrik, ketidakpuasan atas upaya pemerintah juga tinggi,'' lanjut Ambardi.
Dari survei LSI terakhir itu, terekam pula bahwa publik yang mengetahui peristiwa ledakan tabung gas di berbagai daerah cukup tinggi, yaitu 91 persen. Di antara mereka yang tahu itu, 77 persen menyatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali atas penanganan masalah yang sempat merenggut beberapa korban tersebut.
''Artinya, di antara 10 orang yang mengetahui peristiwa ledakan, sekitar delapan orang merasa kurang atau tidak puas atas penanganan pemerintah,'' papar Ambardi.
Penyikapan yang selaras oleh publik juga ditunjukkan pada rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik. Sebanyak 65,7 persen menyatakan berkeberatan dengan alasan apa pun.
Menanggapi merosotnya tingkat kepuasan terhadap kinerja SBY tersebut, anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat Hayono Isman menyatakan menghargai hasil survei LSI itu. Pihaknya berjanji menjadikannya sebagai masukan bagi internal partai untuk mendorong agar pemerintahan SBY-Boediono bisa lebih baik ke depan.
Namun, soal persentase terakhir 65 persen, Hayono mengaku terkejut. Menurut dia, meski diterpa pemberitaan negatif atas berbagai hal belakangan ini, tingkat kepuasan masyarakat dianggap masih cukup tinggi. ''Saya heran. Padahal, tune pemberitaan media saat ini juga terus negatif. Masyarakat sepertinya tidak terlalu banyak terpengaruh.''
Namun, penanggap yang lain, fungsionaris PDI Perjuangan Pramono Anung, memiliki pandangan berbeda. Wakil ketua DPR itu menilai, yang perlu dilihat bukan angka persentase yang masih puas. Namun, penurunan yang cukup tajam itu harus dilihat. ''Dalam setahun, slope (turunan curam)-nya itu yang harus dilihat.'' (dyn/c5)
Sumber: Jawa Pos, 3 September 2010