Ke Turki untuk Transit
Delapan anggota Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat merasa tidak melanggar apa pun saat melakukan kunjungan kerja ke Yunani, akhir Oktober lalu. Berbagai dugaan, seperti permintaan suguhan tari perut saat kunjungan kerja, mereka sebut sebagai fitnah keji.
Keyakinan itu dikatakan enam dari delapan anggota Badan Kehormatan (BK) DPR yang berangkat ke Yunani, Senin (22/11), dalam jumpa pers di Jakarta. Mereka adalah Nudirman Munir dan Chaeruman Harahap dari Fraksi Partai Golkar (F-PG), Salim Mengga dari Fraksi Partai Demokrat (F-PD), Ansory Siregar (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), Abdul Rosaq Rais (Fraksi Partai Amanat Nasional), dan Usman Ja’far (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan). Dua anggota BK DPR yang ikut berkunjung ke Yunani, tetapi tidak ikut jumpa pers, adalah Darizal Basir (F-PD) dan Ali Maschan Moesa (Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa). Jumpa pers dipimpin Wakil Ketua BK DPR Abdul Wahab Dalimunthe (F-PD).
Sepuluh lembaga swadaya masyarakat melaporkan delapan anggota BK DPR itu karena diduga melakukan pelanggaran saat kunjungan kerja ke Yunani. Dugaan pelanggaran itu adalah menginap dua malam di Turki, membawa anak dan istri, meminta suguhan tari perut, serta menurunkan kelas di pesawat dari bisnis ke ekonomi.
”Tentang membawa keluarga, itu hak masing-masing karena memakai uang pribadi. Perihal tari perut, itu fitnah karena kami tak pernah menonton. Kami memakai kelas ekonomi karena sistemnya langsam dan ada kebutuhan, antara lain untuk membeli oleh-oleh,” ujar Nudirman yang memimpin rombongan BK DPR ke Yunani.
Tentang mampir ke Turki, Chairuman menuturkan, itu terjadi karena rombongan baru tiba di Turki dari Yunani pukul 23.00. ”Malam itu tidak ada penerbangan ke Jakarta. Besoknya tidak ada lagi. Lusa baru ada penerbangan ke Jakarta,” ujar Chairuman. Dia menambahkan, rombongan memakai pesawat Turkish Airlines.
Namun, penelusuran Kompas di situs web Turkish Airlines, tak ada penerbangan dari Yunani yang tiba ke Turki pukul 23.00. Penerbangan paling malam berangkat dari Yunani pukul 19.30 dan tiba di Turki pukul 20.45.
Penerbangan dari Turki ke Jakarta berangkat pukul 23.30 dan tiba di Jakarta pukul 17.50 hari berikutnya. Penerbangan ini dilayani setiap Senin, Selasa, Kamis, Jumat, dan Minggu.
Jika rombongan BK DPR tiba di Jakarta pada Sabtu 30 Oktober 2010 malam, berarti mereka berangkat dari Turki pada Jumat, 29 Oktober 2010. Jika mereka menginap dua hari di Turki, berarti rombongan sampai di Turki pada Rabu. Hari itu tak ada penerbangan ke Indonesia, tetapi Kamis, Turkish Airlines terbang dari Turki ke Jakarta.
Munculnya polemik seputar kunjungan ke Yunani ini, kata Ansory, karena ada masalah internal BK DPR, terutama terkait kepemimpinan Gayus Lumbuun. Menurut Ansory, Gayus juga pernah hanya empat hari di Amerika Serikat dari yang seharusnya tujuh hari kunjungan kerja.
”Saya bicara kepada Ketua DPR, selesaikan masalah ini, atau kita ribut,” ujar Salim Mengga.
Namun, Gayus, Ketua BK DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, menantang untuk membuktikan, dia pernah kunjungan kerja tak sesuai waktu seharusnya. ”Kalau saya pernah desersi dari tugas dengan memakai uang negara di DPR, saya siap mundur tak hanya dari BK, tetapi juga dari DPR,” ucapnya.
Gayus mengatakan, selama di Turki, delapan anggota BK memakai uang negara. (nwo)
Sumber: Kompas, 23 November 2010