ICW Cs Adukan Korupsi Pembangunan Gedung DPR
Tujuh lembaga swadaya masyarakat mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melaporkan dugaan korupsi pembangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Ketujuh LSM itu adalah Transparency International Indonesia, Indonesia Corruption Watch, Lingkar Madani untuk Indonesia, Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, Komite Pemilih Indonesia, Sugeng Sarjadi Syndicate, dan Indonesia Budget Center.
"Belum ada kejelasan apakah pengadaan jasa konsultasi yang menghabiskan anggaran hingga Rp 14,5 miliar itu melalui tender terbuka atau tidak," kata Direktur Koordinator Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menyebutkan salah satu alasan mereka mengadu ke KPK, kemarin. “Ketidakjelasan bisa mengarah ke indikasi tindak pidana korupsi,” ia menegaskan.
Selain itu, ia melanjutkan, anggota Dewan hanya menyebutkan jumlah nominal pembangunan fisik gedung DPR sebesar Rp 1,138 triliun. Namun perincian biaya furnitur, teknologi informasi, dan sistem keamanan tidak dicantumkan. "Ini berpotensi merugikan negara," kata Ray.
Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat, Nining Indra Saleh, Jumat lalu menegaskan rencana pembangunan gedung DPR baru sudah final. Biaya pembangunannya Rp 1,164 triliun, turun dari anggaran semula Rp 1,6 triliun. "Itu untuk fisik gedung dan juga biaya konsultan," ujarnya. "Untuk biaya fisik gedung saja, anggaran mencapai Rp 1,138 triliun."
Menanggapi pengaduan ICW dan kawan-kawan, juru bicara KPK Johan Budi menyatakan Komisi belum bisa turun tangan karena pembangunan gedung belum terwujud. "KPK tidak bisa disuruh mengecek bangunan ini benar atau tidak, itu bukan tugas KPK," kata dia tadi malam.
Jika pembangunan sudah rampung, Johan melanjutkan, nanti akan ada auditor negara untuk mengecek ada-tidaknya penyimpangan. "Di situlah KPK bisa turun," katanya.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso merespons positif laporan ketujuh LSM tersebut karena dinilai sejalan dengan keinginan Dewan sejak awal. "Dari awal, kita yang mengajak KPK agar mengawasi pembangunan gedung ini," katanya di gedung DPR kemarin." CORNILA DESYANA | RUSMAN PARAQBUEQ | DWI WIYANA
Sumber: Koran Tempo, 17 Maret 2011