ICW Berikan Penghargaan bagi Pejuang Antikorupsi
Indonesia Corruption Watch (ICW) memberikan penghargaan bagi masyarakat yang secara aktif melaporkan kasus korupsi di lingkungannya. Dalam acara konser musik Generasi Antikorupsi (GIPSI) dan peluncuran divisi fundraising pada Selasa (7/12), ICW memberkan piagam penghargaan kepada lima pejuang antikorupsi. Penghargaan diberikan kepada Retno Lystiarti, Isneti, Priyo Utomo, dr Okky Sofyan, dan para aktivis Koalisi Mahasiswa dan Rakyat Tasikmalaya (KMRT).
Koordinator divisi Kampanye dan Penggalangan Dana Publik Illian Deta Arta Sari mengatakan, penghargaan ini diberikan kepada orang-orang yang konsisten melakukan upaya pemberantasan korupsi. "Mereka terbukti konsisten. Selama bertahun-tahun tetap berjuang dan melawan," ujar Illian.
Retno Lystiarti, telah bertahun-tahun berjuang menuntut transparansi pengelolaan dana sekolah. Menggalang dukungan dari rekan-rekan guru, Retno mendirikan Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ). Saat ini Retno dipilih sebagai ketua.
Ibu guru Isneti, terpaksa menghabiskan masa kerjanya hingga pensiun "hanya" sebagai penjaga perpustakaan. Isneti, yang semula mengajar di sebuah sekolah negeri di Jakarta, "dibuang" ke perpustakaan karena secara vokal menyuarakan tuntutan keterbukaan anggaran dana sekolah.
Okky Sofyan, orangtua siswa SDN RSBI 012 Rawamangun Jakarta yang pernah menjabat sebagai anggota komite sekolah, mendapat intimidasi sejak dirinya melaporkan dugaan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Okky yang berprofesi sebagai dokter ini bahkan pernah menerima ancaman hendak dicoret dari data kependudukan DKI Jakarta karena aktivitasnya memperjuangkan transparansi dana BOS, BOP dan block grant RSBI di sekolah anaknya.
ICW juga memberikan penghargaan kepada aktivis KMRT. Sejumlah aktivis LSM lokal dari Tasikmalaya ini dianiaya di depan gedung DPRD saat hendak menggelar rapat dengar pendapat bersama anggota DPRD terkait laporan kasus korupsi di sekolah. Farodlilah