Hengky Tertangkap, Keterlibatan Hari Sabarno Segera Terkuak
Setelah KPK Tangkap Buron Kasus Korupsi Mobil Damkar
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih terus mengubek-ubek kasus dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran (damkar) yang merugikan negara Lembaga superbodi itu kian bersemangat setelah Jumat malam lalu (20/6) berhasil membekuk Hengky Samuel Daud, tersangka kunci dalam kasus tersebut yang selama tiga tahun menjadi buron.
Tertangkapnya bos PT Istana Sarana Raya Perkasa di rumahnya, di Boulevard Pondok Indah, Jakarta, itu disambut baik mantan Dirjen Otonomi Daerah Oentarto Sindung Mawardi (OSM). Oentarto juga menjadi tersangka kasus damkar yang dijebloskan ke Lapas Cipinang sejak 2 Juni lalu. "Kalau begini (tertangkapnya Hengky), bukti keterlibatan (Hari Sabarno) makin kuat," kata OSM.
Dalam kasus korupsi damkar, OSM diduga telah meneken surat radiogram yang isinya memerintahkan pengadaan mobil pemadam kebakaran bermerek Tohatsu tipe V 80 ASM.
Sejauh ini, sudah lima kepala daerah yang disidangkan gara-gara terlibat pengadaan mobil damkar. Modusnya, radiogram itu menjadi pijakan pengadaaan mobil damkar dengan mekanisme penunjukan langsung. Di samping itu, OSM turut meneken surat yang ditujukan kepada Dirjen Bea dan Cukai untuk memberikan pembebasan bea masuk pajak dalam rangka impor mobil pemadam kebakaran bermerek Morita.
Dua surat tersebut juga merujuk kepada PT Istana Sarana Raya milik Hengky. Terkait keterlibatannya itu, OSM mengaku mendapat perintah dari atasannya, Hari Sabarno, yang waktu itu menjabat menteri dalam negeri (Mendagri).
Namun, ketika dipanggil ke persidangan, Hari Sabarno membantah keras keterlibatannya. Dia bahkan menyebut, kasus damkar menjadi wewenang pejabat eselon I, yakni pejabat setingkat Dirjen yang saat itu dijabat OSM.
Kini, setelah Hengky tertangkap, OSM yakin keterlibatan Hari dalam kasus damkar semakin terkuak. Apalagi, kata dia, antara Hengky dan Hari cukup punya kedekatan. Saat berkunjung ke daerah, Hari selalu mengajak Hengky. "Dia (Hengky) juga selalu dibawa ke mana-mana," ungkapnya.
Apakah tertangkapnya Hengky benar-benar menyeret keterlibatan Hari seperti yang diperkirakan OSM? "Tak semudah itu. Kami berusaha menyelidiki bagaimana hasil pemeriksaan saksi-saksi," jelas Wakil Ketua KPK Chandra M. Hamzah, ketika dikonfirmasi kemarin. Dia menambahkan, KPK saat ini masih fokus menangani OSM. "Kami masih berusaha membuktikan tersangka OSM dahulu baru bergerak lagi," terang Chandra.
Juru Bicara KPK Johan Budi S.P. menambahkan, tertangkapnya Hengky lebih mendorong KPK mengintensifkan penyidikan. "Pasti penyidikan makin getol. Hasil penyidikan Hengky akan membuka peluang penyelidikan pengadaan mobil pemadam kebakaran di daerah lain," ujarnya. "Prinsipnya, penyidikan akan bergerak ke bawah dan ke atas," tambahnya.
Komisi juga masih menghitung kerugian negara akibat perbuatan Hengky. "Kerugian negara masih dihitung," jelas Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto.
Urusan meringkus Hengky bukan pekerjaan mudah. Komisi pernah mengantongi informasi bahwa Hengky berada di Hongkong. Lembaga superbodi itu pun menggandeng KPK Hongkong untuk menangkapnya. Tapi, langkah itu tak membuahkan hasil.
Bukan hanya itu. Untuk mengintensifkan perburuan saat masih dipimpin Antasari Azhar, KPK juga pernah minta bantuan Interpol, Mabes Polri, bahkan dengan FBI untuk menangkapnya.
Ihwal penangkapan itu, semula KPK mendapat informasi tentang keberadaan Hengky sekitar pukul 17.30. "Kami langsung membentuk tim yang beranggota polisi menuju ke rumah itu," ujar Chandra saat merilis penangkapan buron tiga tahun tersebut, Jumat tengah malam lalu.
Awalnya, petugas ingin masuk rumah Hengky tersebut baik-baik. Namun, pemilik rumah tak meresponsnya. Karena itu, beberapa polisi langsung menyergap masuk. "Pintu juga kami ketuk, tapi tak ada jawaban," jelasnya.
Di situ KPK menemukan seorang pria yang diduga Hengky. "Kami berusaha memastikan apakah dia benar-benar buron yang kami cari. Akhirnya kami yakin bahwa dia (Hengky) yang selama ini buron itu," terang Chandra.
Akhirnya, pukul 22.15, KPK menggelandang Hengky ke gedung komisi. Dia mengenakan sweater biru dan celana gelap. Buron yang licin itu tak kuasa melawan di bawah kepungan enam orang anggota Brimob yang menggelandangnya. Malam itu Hengky harus menjalani pemeriksaan beberapa saat di lantai 8. ''Kami juga menyediakan dokter untuk memeriksa kesehatan (Hengky). Sebab, dia mengeluh sakit,'' jelas anggota KPK termuda itu.
Sekitar pukul 02.30, Hengky keluar dari ruang pemeriksaan. Kali ini penampilannya lain. Dia tak kuasa berjalan lagi seperti saat baru diringkus. Beberapa anggota Brimob mendorong Hengky yang duduk di kursi roda dengan tangan terborgol. Wajahnya juga terlihat kuyu. Beberapa anggota polisi terpaksa membopong dia untuk bisa memasuki mobil yang mengantar ke Rutan Polda Metro Jaya.
Seorang dokter yang turut memeriksa kesehatan Hengky justru menyatakan sebaliknya. ''Hasil pemeriksaan dia sehat walafiat. Tidak ada gangguan apa-apa,'' jelas dokter itu.
Mengapa harus pakai kursi roda? Dokter tersebut menerangkan bahwa kursi roda itu merupakan permintaan Hengky. ''Ya kami turuti saja pakai kursi roda biar dia senang,'' ucapnya. (git/fal/kum)
Sumber: Jawa Pos, 21 Juni 2009