Hari Ini Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Korek SJ Soal Mafia Pajak
Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum tak sabar untuk segera menguak keterangan SJ (Syahril Djohan), sosok yang disebut-sebut sebagai sutradara kasus mafia pajak Gayus Tambunan. Hari ini mereka mendahului tim independen Polri untuk memeriksa orang yang diduga sebagai penghubung antara penyidik Polri dan jaksa tersebut.
Anggota satgas Mas Achmad Santosa menjelaskan, rencana pemeriksaan itu sudah disetujui Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. "Kami (satgas, Red) perlu klarifikasi terhadap informasi yang diberikan oleh Pak Susno. Apakah benar dan seberapa luas perannya?" kata Mas Achmad saat dihubungi kemarin (11/4).
Dia menjelaskan, satgas sudah berkoordinasi dengan polisi. "Tempatnya masih dikoordinasikan dengan polisi," ucap pria yang akrab disapa Ota itu. SJ sudah berada di Indonesia. "Tapi, kami belum bisa mengontaknya. Hanya menggunakan perantara," katanya. Dia menolak menyebut identitas perantara itu.
Ota menyatakan, pemanggilan terhadap SJ sangat penting dan strategis untuk mengungkap jaringan mafia hukum. "Karena itu, kami akan menggali informasi lebih dalam dari SJ," papar Ota.
Langkah satgas tersebut memang lebih maju jika dibandingkan dengan tim penyidik Mabes Polri. Kadivhumas Mabes Polri Irjen Edward Aritonang sebelumnya menuturkan bahwa SJ baru dipanggil jika bukti-bukti cukup, termasuk keterangan Komjen Susno Duadji. "Kami tak bisa sembarangan panggil-panggil orang. Yang pertama menyebut nama itu kan Susno," ucap Edward Sabtu lalu (10/4). Dia kemarin belum bisa dikonfirmasi ulang terkait dengan rencana pertemuan satgas dengan SJ tersebut.
Sebelumnya, hasil kajian tim independen Kapolri menduga SJ berperan sebagai penghubung antara penyidik polisi dan jaksa peneliti di Kejaksaan Agung (JP, 11/4). Berkat lobi SJ, diduga ada pengurangan pasal dalam tuntutan berkas Gayus yang memang pernah dikembalikan (P-19) oleh Kejagung.
Secara terpisah, Ronny Lihiwa, salah seorang anggota Komisi Kepolisian Nasional yang juga pengawas tim independen, menjelaskan bahwa inisiatif pemeriksaan SJ memang berasal dari satgas. "Info yang saya dapat itu memang permintaan satgas, bukan tim," papar Ronny kemarin.
Tim, ungkap dia, memang sudah punya data tentang SJ. "Mereka (tim, Red) sudah berkomunikasi dengan pihak-pihak sekitar SJ," papar Ronny. SJ pergi ke luar negeri, tapi bersedia pulang ke Indonesia untuk didengarkan keterangannya.
Sementara itu, mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji siap datang pada panggilan Polri untuk menjelaskan sosok SJ sebenarnya. "Bismillah, saya akan jelaskan seterang-terangnya," ucap Susno saat menjadi pembicara diskusi Hizbut Tahrir Indonesia yang bertema Markus Menggoyang Polri di Jakarta kemarin.
Pada acara di aula Adhiyana itu, dia menegaskan, dalam bertindak perlu ada strategi agar tujuan akhir bisa tercapai. Termasuk, memperbaiki institusi kepolisian dengan membongkar perkara markus yang melibatkan banyak pejabat tidak hanya di kepolisian, tetapi juga institusi lain. "Dengan membuka di luar, sekarang polisi, jaksa, hakim, pengacara, dan aparat pajak yang terlibat mulai diusut," papar dia.
Namun, dia menyayangkan, dari keterangannya tentang tiga jenderal yang terlibat, ternyata hanya seorang yang dinyatakan terlibat. Jenderal itu pun cuma masuk pemeriksaan divisi propam. "Makin banyak jenderal yang ditangkap, citra polisi makin naik karena menunjukkan keseriusan Polri dalam mengungkap markus tanpa pandang bulu," tegasnya.
Terkait dengan upaya memperbaiki citra kepolisian, jelas Susno yang lahir di Dusun Tebad Gunung, Kelurahan Lubuk Buntak, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumsel, tersebut, sebagai langkah pertama gaji anggota Polri perlu ditingkatkan disertai pengawasan dan penindakan yang tegas bagi pelanggar kode etik polisi. "Dengan gaji yang kecil, setiap polisi dihadapkan pada pilihan mencari usaha lain yang halal atau terlibat markus," beber dia.
Di bagian lain, berdasar penelusuran ulang soal aliran uang Gayus setelah muncul nama tersangka baru, perwira menengah berinisial PP hari ini diperiksa tim Bareskrim yang dipimpin Komjen Ito Sumardi. PP diduga menerima uang suap dari Gayus. Tujuannya, salah satu akun Gayus lolos blokir, yakni rekening di Bank Mandiri. (sof/rdl/c11/iro)
Sumber: Jawa Pos, 12 April 2010