Capim KPK, Bambang Paling Dijagokan
Berbagai fraksi di Komisi III DPR ternyata telah mengelus jago masing-masing menjelang fit and proper test calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kesepuluh capim KPK yang akan diuji kelayakan dan kepatutannya oleh DPR adalah Abdullah Hehamahua, Abraham Samad, Adnan Pandupraja, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi, Bambang Widjojanto, Egi Sutjiati,Handoyo Sudrajat, Sayid Fadhil, Yunus Husein, dan Zulkarnaen.
Bambang paling dijagokan banyak fraksi. Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan,ada dua nama selain Busyro Muqoddas yang pantas terpilih menjadi pimpinan KPK yakni Bambang Widjojanto dan Abdullah Hehamahua.
Menurut dia,integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas keduanya tak diragukan lagi.“ Keberadaan mereka dapat memperbaiki citra KPK yang sedang terpuruk,”ujarnya. Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Eva Kusuma Sundari menyatakan, salah satu poin penting yang akan menjadi nilai plus capim KPK adalah independensi.
Eva menilai, capim yang paling independen dan aman dari intervensi politik adalah Bambang Widjojanto. ”PDIP pada prinsipnya akan berpegang pada kualifikasi dan track record capim KPK.Jangan sampai ada persekongkolan yang membuat KPK tidak independen. Harus ditelusuri, apakah ada capim yang punya utang piutang dengan koruptor,” tandasnya.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin juga mendukung Bambang Widjojanto. Sebagai praktisi hukum, kata Didi, sosok Bambang tak perlu diragukan lagi.Meski begitu, Didi juga memilih Yunus Husein,ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).“Yunus sosok yang tegas dan cermat. Dia cocok jadi pimpinan KPK,” ucap Didi.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Nasir Djamil mengatakan, sebagian capim KPK masih asing di mata publik. Menurut dia,hanya ada tiga nama capim KPK yang sudah dikenal luas yaitu Penasihat KPK Abdullah Hehamahua, Ketua PPATK Yunus Husein, dan praktisi hukum dari Universitas Trisakti Bambang Widjojanto.
“Satu nama lain yang lumayan dikenal adalah anggota Komisi Kepolisian Adnan Pandupraja. Intinya, jangan sampai ada capim yang terpilih ternyata bermasalah,”katanya. radi saputro
Sumber: Koran Sindo, 10 Agustus 2011
----------
Bambang dan Yunus Terlalu Percaya Diri
Dari sepuluh nama yang telah lolos tes penilaian kepribadian seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Wakil Ketua Komisi III DPR Fahri Hamzah menilai tidak ada satu pun calon yang memenuhi kriterianya yakni yang mengerti sistem dan paham UU No 30 tahun 2002 tentang KPK.
“Dari sepuluh calon pimpinan KPK, saya belum melihat ada yang memadai,” katanya (9/8). Menurut Fahri, dari kesepuluh calon, tidak ada sosok yang memiliki mental yang baik, seperti Yunus Husein dari PPATK atau Bambang Widjojanto (advokat) sekalipun.
Mereka ini (Bambang atau Yunus), kata Fahri, rawan karena terlalu percaya diri). Padahal, itu rawan menjadi musuh KPK.
Kesepuluh nama yang dinyatakan lolos oleh Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) KPK adalah Abdullah Hehamahua (KPK), Abraham Samad (advokat), Adnan Pandupraja (Kompolnas), Aryanto Sutadi (purnawirawan polisi), Bambang Widjojanto (advokat), Egi Sutijati, Handoyo Sudrajat (KPK), Sayid Fadhil (akademisi), Yunus Husein (PPATK), dan Zulkarnain.
Fahri mencontohkan kondisi saat bahwa kepercayaan masyarakat terhadap KPK mengalami penurunan. Hal tersebut, kata Fahri, terjadi akibat KPK lebih sibuk mencari popularitas ketimbang menjalankan tugasnya. KPK tidak mampu bersinergi dengan lembaga penegak hukum lainnya.
“Dia (KPK) seharusnya main di wilayah pencegahan. Efek dari polpularitas itu seharusnya bukan untuk KPK, tapi untuk lembaga lain. Namun, yang muncul adalah seolah-olah kalau KPK ini membiarkan lembaga lain busuk, sementara lembaganya populer.
“Ini ulah dia sendiri. Kalau dia tidak bermain untuk popularitasnya sendiri dan membangunnya untuk lembaga lain, polisi akan tambah baik, jaksa, hakim tambah baik,” ujarnya.(dtc-80)
Sumber: Suara Merdeka, 10 Agustus 2011