Bedah Buku; Korupsi Lebih Merusak daripada Terorisme
Dampak yang ditimbulkan dari sebuah tindak pidana korupsi jauh lebih merusak daripada dampak terorisme. Dampak korupsi bisa menghancurkan dan meluluhlantakkan secara meluas sendi-sendi kehidupan di masyarakat dan negara.
Wujud kerusakannya, di antaranya, adalah runtuhnya struktur dan bangunan negara. Perilaku korupsi juga tak hanya merugikan barang material, tetapi juga imaterial yang tidak terukur.
Demikian disampaikan Staf Operasi Markas Besar TNI Angkatan Udara Kolonel Adjie Suradji dalam bedah buku Terorisme di Kantor Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) di Jakarta, Selasa (13/10).
Acara bedah buku bulanan, yang diselenggarakan berkat kerja sama Bagian Perpustakaan Setwapres dengan Deputi Administrasi Setwapres, itu dihadiri oleh sejumlah pejabat dan pegawai Setwapres.
Menurut Adjie, terorisme adalah salah satu bentuk kejahatan di dunia yang umumnya disebabkan oleh kondisi ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan keamanan bangsa, terutama masalah kemiskinan dan pengangguran.
Salah satu penyebab lahirnya kemiskinan dan pengangguran yang menjadi cikal bakal terorisme adalah akibat nyata dari sebuah kejahatan korupsi yang sistemik.
”Korupsi disebut sebagai akar dari segala bentuk kejahatan yang luar biasa itu, termasuk terorisme,” ujar Adjie.
Menurut Adjie, memburu koruptor jauh lebih sulit daripada memburu terorisme.
”Selain diperlukan keberanian, juga harus ada komitmen moral, yaitu pemerintahan yang bersih dan niat politik yang baik. Kalau memburu teroris, yang diperlukan hanya polisi yang tergabung dalam Satuan Detasemen Khusus 88,” kata Adjie. (har)
Sumber: Kompas, 14 Oktober 2009