Bank Century; Sangsi, Sri Mulyani Mau "Buka-bukaan"
Masyarakat masih menunggu penuntasan kasus hukum Bank Century. Kepergian Sri Mulyani Indrawati ke Washington DC, Amerika Serikat, untuk menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia jangan sampai membuat kasus Bank Century ikut terhenti.
Menurut Wakil Koordinator Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho, yang paling penting saat ini adalah penuntasan kasus Bank Century yang sedang diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi.
Emerson berpendapat, Sri Mulyani semestinya tahu sejumlah hal yang bisa dibuka kepada penyelidik KPK. Persoalannya, Sri Mulyani tak punya proteksi apa pun sebagai garansi untuk membuatnya berani mengungkapkan hal-hal sebenarnya yang ingin diketahui publik. Oleh karena itu, ia menyangsikan Sri Mulyani akan berani ”buka-bukaan” terkait kasus Century.
”Kasus Susno (mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri yang kini menjadi tersangka penyuapan PT Salmah Arowana Lestari) ini menjadi preseden buruk bagi siapa pun yang akan mengungkapkan kebenaran,” ujar Emerson, Sabtu (15/5).
Penegak hukum, kata Emerson, selalu mempersilakan siapa pun untuk terbuka dan membeberkan kasus pidana di tubuh penegak hukum. Namun, faktanya, tidak ada garansi apa pun bagi pihak yang mengungkapkan kebobrokan itu. ”Melihat nasib Susno, tidak akan ada yang berani buka-bukaan,” katanya.
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti, yang ditemui seusai acara diskusi di Jakarta, Sabtu, menilai, Sri Mulyani bukan sekadar korban dalam situasi politik saat ini, melainkan dikorbankan.
Salah satu tandanya adalah ketidaktahuan Sri Mulyani untuk menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia sebelum diumumkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sri Mulyani belum menyatakan mundur. Justru Presiden yang menyampaikan hal tersebut.
Menurut Ikrar, tidak lazim bagi Bank Dunia untuk mengangkat menteri keuangan yang menjabat aktif. ”Kalau tidak ingin dikatakan kabur ke Bank Dunia, Sri Mulyani sebaiknya ’bernyanyi’,” ujar Ikrar. (IDR)
Sumber: Kompas, 17 Mei 2010