Anggota DPR Anggap Cincin Punya Nilai Historis
WAKIL Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Nizar Dahlan menyatakan protes terhadap cincin purnabakti anggota dewan terlalu berlebihan. Menurutnya, cincin emas berlogo DPR sebagai tanda mata kepada anggota dewan periode 2004-2009 hal wajar.
"Cincin itu merupakan penghargaan negara atas kinerja kami selama di DPR. Lagipula ini memang sudah tradisi dan ada anggarannya. Bukan hanya di DPR saja, di lembaga lain seperti Polri atau TNI juga ada," kata Nizar saat dihubungi Jurnal Nasional, Minggu (13/6).
Awal Oktober nanti, sekitar 550 anggota DPR akan menerima masing-masing cincin emas seberat 10 gram sebagai cendera mata purnabakti. Pengadaan cincin tersebut menelan biaya sebesar Rp1,9 miliar. Di situasi ekonomi negara yang belum keluar dari krisis, sejumlah LSM menilai pemberian cendera mata tersebut sebagai penghamburan uang rakyat.
Sebagai aksi penolakan, Jumat lalu (12/6), Indonesian Corruption Watch dan Koalisi Penegak Citra DPR menyerahkan cermin kepada Badan Kehomatan DPR sebagai pengganti cincin kenang-kenangan. Cermin tersebut dimaksudkan agar para anggota dewan bisa mengevaluasi diri terhadap kinerja DPR selama ini yang dianggap belum maksimal.
Fraksi PKS juga telah menyatakan menolak. Menurut Ketua Fraksi PKS, Mahfudz Siddiq, lebih baik diberikan plakat sebagai kenang-kenangan dibandingkan cincin. Sementara itu dari fraksi PPP, Lukman Hakim Saiffudin belum bisa berkomentar banyak mengenai masalah ini. "Tunggu sampai dapat informasi resmi dari Sekjen DPR," kata anggota Komisi III tersebut.
Di mata Nizar yang sudah pasti meninggalkan kursi DPR tahun ini, cincin purnabakti penuh dengan nilai historis. Benda itulah yang akan ia pamerkan kepada anak dan cucunya sebagai bukti dedikasi kepada negara melalui DPR, sama seperti anggota dewan pada periode terdahulu.
Sampai saat ini BURT masih menunggu kesepakatan dari seluruh fraksi untuk menentukan bentuk cendera mata purnabakti. "Ada 550 anggota DPR maka ada 550 selera juga. Semuanya terserah masing-masing saja," kata Nizar mengindikasikan kemungkinan digantinya cincin menjadi plakat kenang-kenangan.[by : Melati Hasanah Elandis]
Sumber: Jurnal Nasional, 15 Juni 2009