Amin Termiskin, Erry Terkaya

Lima pimpinan lama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar reuni. Taufiequrachman Ruki, Amin Sunaryadi, Tumpak Hatorangan Panggabean, Sjahruddin Rasul, dan Erry Riyana Hardjapamekas mendatangi gedung KPK kemarin (31/7) untuk mengumumkan perubahan kekayaannya.

Sesuai laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), kekayaan Ruki per 5 Juni 2008 senilai Rp 956.953.145 plus USD 10.000. Itu kenaikan dari kekayaan per 2 Oktober 2006 sebesar Rp 908.327.732. ''Tidak ada perubahan berarti. Harga juga tidak bergerak tetap,'' kata mantan ketua KPK yang kini menjabat komisaris utama (Komut) PT Krakatau Steel itu.

Dia lantas merinci, luas tanahnya tidak berubah, yakni 632 meter persegi. Nilai jual objek pajak (NJOP)-nya berubah dari Rp 553 juta menjadi Rp 595 juta. ''Untuk aset bergerak, saya jual mobil lama, lalu beli yang baru. Dengan harapan, kalau sudah pension, nggak usah ngurusin mobil lama, biar nggak bolak-balik ke bengkel,'' ujarnya. Menurut Ruki, total harga pembelian dua mobil baru Rp 585 juta.

Ruki yang bakal mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Banten juga mendetailkan simpanan valas USD 10.000. Menurut Ruki, dirinya punya simpanan itu karena anaknya bersekolah di luar negeri.

Giliran mantan Wakil Ketua KPK Amin Sunaryadi membeberkan kekayaannya. Semasa mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK, aset Amin kala itu termiskin di antara para kandidat. Nah, sekarang, sesudah bertugas, aset pria berkaca mata itu tak banyak berubah. Per 28 Desember 2007 total asetnya Rp 599.182.860 atau naik dari laporan sebelumnya per 3 Oktober 2007 sebesar Rp 387.506.251.

''Ada kenaikan dari Oktober hingga Desember 2007 di rekening giro. Totalnya kira-kira Rp 210 juta. Sebab, setelah berhenti dari KPK, saya mendapat tunjangan hari tua sebesar itu,'' ujarnya.

Setelah tak lolos seleksi pimpinan KPK, Amin aktif melakukan riset personal soal korupsi. ''Kalau Anda tanya soal korupsi dari 1952, saya bisa jawab,'' ujarnya. Mulai Maret 2008, Amin menjadi staf ahli di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). ''Ini hari terakhir saya di PPATK. Besok saya akan bekerja di World Bank Jakarta,'' ujarnya.

Mantan wakil ketua KPK yang kini menjadi Komisaris Utama Bank BNI Erry Riyana Hardjapamekas menjadi yang paling kaya. Berdasar LHKPN per 31 Desember 2007, posisi hartanya Rp 3.749.262.586 dan USD 5000, turun dari nilai sebelumnya per 31 Desember 2005 sebesar Rp 3.890.358.984 dan USD 21.237. ''Saya kali pertama membuat LHKPN pada 2003, saat saya berhenti menjadi Dirut PT Timah. Tetapi, yang tercatat di sini 2005,'' ujarnya. Sementara itu, mantan Wakil Ketua KPK Tumpak Hatorangan Panggabean mengungkapkan, hartanya per 18 Maret 2008 sebesar Rp 1.791.079.190, naik dari laporan sebelumnya per 15 Desember 2003 sebesar Rp 967.172.000. Aset pria yang akrab dipanggil Opung itu tak ada yang bertambah. Rumahnya berukuran 9x15 meter persegi tetap sama. ''Hanya NJOP yang naik,'' ujarnya.

Kendaraannya, ujar Tumpak, tetap sama. Hanya nilainya turun karena penyusutan. Dia menambahkan, kenaikan harta Rp 823.907.190 adalah dari sisi tabungan. ''Kurang lebih Rp 700 juta. Tabungan ini semua dari KPK, dengan gaji dan tunjangan hari tua,'' ujarnya.

Pria paro baya itu menjelaskan, uangnya terkumpul karena tidak ada pengeluaran banyak. ''Hanya tinggal istri satu-satunya. Jadi, gaji saya, tunjangan sama, semua masuk satu rekening khusus sudah diperiksa anak-anak di KPK,'' ujarnya diselingi tawa.

Mantan jaksa itu mengungkapkan, saat ini dirinya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. ''Ngasuh cucu,'' ujarnya. Dia menambahkan, sesekali dirinya menjadi pembicara di beberapa kegiatan.

Mantan Wakil Ketua KPK Sjahruddin Rasul punya harta miliaran. Dengan nilai kekayaan Rp 3.232.984.679 per 17 Maret 2008, pria berambut putih itu menempati urutan kedua soal harta kekayaan. (ein/agm)

Sumber: Jawa  Pos, 1 Agustus 2008

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan