Agus Condro Serahkan Bukti Pencairan Cek
Mudah mencari anggota DPR yang mendapat cek serupa.
Agus Condro, politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, kemarin muncul lagi. Ia menyerahkan fotokopi buku tabungan yang digunakan untuk mencairkan cek perjalanan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Dengan bukti itu, Agus berharap KPK segera mengusut skandal suap yang diduga terjadi dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada Juni 2004. "Bukti ini mungkin bisa dipakai KPK sebagai pintu masuk menguak lebih lanjut," ujarnya.
Agus sebelumnya mengaku menerima 10 lembar traveler's cheque terbitan Bank Internasional Indonesia senilai Rp 500 juta itu dua pekan setelah Miranda Goeltom terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior BI pada 8 Juni 2004. Namun, saat ditemui Tempo di DPR kemarin, ia mengoreksinya.
"Penerimaan cek itu sehari setelah Miranda terpilih," katanya. "Dua pekan itu, ternyata, setelah saya pulang dari India, 23 Mei 2004."
Politikus asal Batang, Jawa Tengah, itu juga mengungkapkan, tujuh nama koleganya di PDIP menerima suap serupa. Tawaran suap, menurut Agus, muncul dalam rapat Fraksi PDI Perjuangan beberapa hari sebelum uji kelayakan dan kepatutan calon Deputi Gubernur Senior BI digelar pada 8 Juni 2004. Suara fraksi diarahkan kepada Miranda.
Sebelum pemilihan, pertemuan dengan Miranda pun digelar di Hotel Dharmawangsa, Jakarta. Menurut Agus, koleganya, Panda Nababan, memimpin pertemuan itu. Miranda, dalam berbagai kesempatan, mengaku tidak tahu-menahu ihwal kasus yang melibatkan Agus Condro. Adapun Panda Nababan tegas membantah dan menyebutnya rekayasa.
Hingga kini Agus masih kukuh dengan pendapatnya. "Saya anggap Bang Panda seperti radio rusak, nggak saya dengerin. Kalau dengerin, telinga saya rusak. Biarin dia mau ngomong apa," katanya.
Selain menyerahkan fotokopi buku tabungan Bank BII, kemarin Agus menyerahkan kuitansi pembelian mobil Mercedes Benz C-200 yang dibeli dengan duit dari Bank Indonesia beserta fotokopi surat-surat mobil. "Saya juga akan mengirim tambahan bukti berupa kronologi pencairan cek itu," kata Agus.
Sebanyak tiga lembar cek itu dicairkan pada 10 Juni 2004 di Bank BII Cabang Thamrin, Jakarta, senilai Rp 150 juta. Duit itu kemudian dipakai membeli Mercedes di Slipi. "Hari itu juga saya belikan mobil," kata Agus.
Sehari kemudian, 11 Juni, Agus mencairkan lagi tujuh lembar cek di Bank BII Pekalongan. Selain mencairkan cek, ia membuka rekening sekaligus. Duit yang baru dicairkan itu langsung disimpan di nomor rekening yang baru ia buka.
Dari bukti itu, sebenarnya KPK bisa melacak siapa yang membayar cek. Setelah itu, "Tidak sulit mencari anggota Komisi IX DPR yang menerima traveler’s cheque serupa," kata Agus.
Juru bicara KPK, Johan Budi, menyatakan laporan Agus masih ditelaah oleh Bagian Pengaduan Masyarakat. "Seminim apa pun informasi dari Agus Condro tidak didiamkan KPK," ujarnya. DWI WIYANA | DWI RIYANTO | SUTARTO
Bukan Sekadar Omong Kosong
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Agus Condro Prayitno, kemarin menyerahkan sejumlah dokumen ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Inilah bukti bahwa pernyataannya tentang adanya suap Rp 500 juta di balik pemilihan Miranda S. Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia empat tahun lalu bukan sekadar omong kosong. Dokumen yang diserahkan berupa fotokopi kuitansi pembelian mobil Mercedes Benz C-200 dan fotokopi buku tabungan Bank Internasional Indonesia cabang Pekalongan. Bukti itu bisa menjadi pintu masuk bagi KPK untuk menelusuri asal-muasal 10 lembar cek perjalanan yang diterimanya.
KRONOLOGI PENCAIRAN CEK
(Versi Agus Condro)
8 Juni 2004:
Komisi IX (Keuangan dan Perbankan) DPR memilih Miranda S. Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior BI menggantikan Anwar Nasution.
9 Juni 2004:
Menerima 10 lembar traveler's cheque dalam sebuah amplop di ruang Emir Moes, Ketua Komisi IX asal Fraksi PDI Perjuangan, di lantai 10 gedung Nusantara I DPR, Senayan, Jakarta, seusai sidang Komisi.
"(Terima 10 lembar traveler's cheque) lebih tepatnya sehari setelah pemilihan. Atau sekitar dua pekan setelah kepulangan dari New Delhi. Aku meninggalkan New Delhi 23 Mei 2004 menurut data paspor," ujar Agus menjawab pesan singkat Tempo semalam.
10 Juni 2004:
Mencairkan tiga lembar cek (senilai Rp 150 juta) di BII Pusat, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. Uang langsung dipakai membeli Mercedes Benz C-200 di Slipi, Jakarta Barat.
"Hari itu juga saya belikan mobil," kata Agus di ruang kerjanya di lantai 8 gedung Nusantara I DPR, Senayan, Jakarta, kemarin. Sore harinya, dia meluncur ke Batang, Jawa Tengah, kampung halamannya.
11 Juni 2004:
Mencairkan tujuh lembar cek perjalanan sisanya di BII cabang Pekalongan. Saat itu juga membuka rekening tabungan baru untuk menyimpan uang hasil pencairan cek.
Agus mengaku pernah memperlihatkan traveler's cheque tersebut kepada mertuanya. "Saya pamer pada mertua saya, ‘Mak pernah lihat duit Rp 50 juta selembar tidak?’" ujarnya di kantor KPK kemarin.
NASKAH: DODY HIDAYAT | DWI RIYANTO AGUSTIAR | SUTARTO
INFOGRAFIK: MACHFOED GEMBONG (TEMPO) FOTO: ZULKARNAIN / NICKMATULHUDA (TEMPO)
Sumber: Koran Tempo, 3 September 2008