Agus Condro Desak BK Usut Dirinya
Agus Condro Prayitno benar-benar tak putus asa. Kemarin (14/10) dia hadir di gedung DPR, bekas kantornya sebelum diberhentikan sebagai anggota FPDIP. Kehadirannya di gedung itu untuk kembali mendesak Badan Kehormatan (BK) DPR memanggil dirinya terkait kasus dugaan suap bagi-bagi traveler's cheque senilai total setengah miliar rupiah.
''Saya ini sudah menunggu sampai badan pegel-pegel,'' katanya setelah berkoordinasi dengan sekretariat BK di gedung DPR. Meskipun sudah di PAW partainya, sejak 4 September lalu, Agus berpandangan bahwa dirinya masih memegang status sebagai wakil rakyat. Sebab, keppres PAW dirinya belum ditandatangani Presiden SBY.
''Saya menjadi anggota DPR diangkat dengan keppres. Makanya harus diberhentikan dengan keppres juga. Selagi keppres pemberhentian itu belum ada, saya ini tetap anggota DPR,'' ujarnya. Apalagi, imbuh Agus, dirinya masih menerima gaji dari DPR untuk Oktober Rp 44 juta plus dana pindah rumah Rp 13 juta.
Agus berharap, BK memeriksanya dengan tujuan agar dugaan suap terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior BI Miranda Goeltom bisa dituntaskan. Politikus asal Batang, Jateng, itu mengaku telah menerima Rp 500 juta. Dan, dia yakin, sejumlah anggota DPR lain juga menerima uang panas itu.
Dia membantah pandangan yang menyebut BK tidak bisa memanggil dirinya karena sudah bukan anggota DPR lagi. Bahkan, lanjut dia, sekalipun dirinya sudah resmi bukan lagi anggota DPR, BK tetap bisa memanggil.
''ICW kan sudah memasukkan laporan mengenai kasus traveler's cheque. Itu harus di-follow up. Saya bisa dipanggil sebagai saksi dalam kapasitas sebagai mantan anggota DPR yang pernah menerima traveler's cheque,'' tuturnya. Rencananya, Agus akan bertemu dengan Ketua BK Irsyad Sudiro hari ini. ''Pak Irsyad bersedia menerima saya besok (hari ini, Red) jam dua siang,'' jelasnya.
Selain menyampaikan kasus dirinya, Agus mengaku juga akan menanyakan prosedur pembuatan laporan ke badan kehormatan. Dia menyatakan akan mendesak BK untuk memanggil Taufik Kiemas yang hampir tidak pernah mengikuti rapat-rapat komisi atau paripurna DPR.
''Padahal, salah satu tugas yang yang paling enteng adalah mengikuti rapat-rapat komisi dan paripurna itu. Di situ mau ngomong boleh, mau bungkam nggak apa-apa. Kalau malas ngomong, kan bisa tidur-tiduran,'' katanya.
Menurut Agus, pemanggilan tokoh yang sangat berpengaruh di PDIP itu akan menguatkan citra dan kehormatan parlemen. ''Saya heran juga dengan PDIP. Buat apa orang yang nggak pernah masuk begitu dicalonkan lagi,'' sindirnya. Suami Ketua Umum Megawati Soekarnoputri itu memang kembali maju sebagai caleg nomor urut satu di dapil Jabar 2. (pri/tof)
Sumber: Jawa Pos, 15 Oktober 2008