Agus Condro Beri Keterangan ke KPK
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Agus Condro Prayitno, Senin (22/9), hadir di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memberi keterangan terkait penyelidikan dugaan kasus penerimaan 10 lembar cek perjalanan senilai Rp 500 juta.
Agus Condro meyakini, pemberian cek perjalanan itu terkait dengan pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada Juni 2004 yang dimenangi Miranda S Goeltom. ”William S Tutuarima juga ada. Tadi saya lihat mobilnya dan saya sempat melihat dia di atas,” kata Agus.
William adalah anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 dari Fraksi PDI-P. Kepada wartawan, Agus Condro pernah mengatakan, ia diajak William untuk bertemu dengan Miranda sebelum uji kelayakan dan kepatutan Deputi Gubernur Senior BI di Hotel Dharmawangsa. Pertemuan itu dipimpin Panda Nababan.
Setelah sekitar tujuh jam memberikan keterangan, Agus Condro mengaku tidak menyerahkan bukti apa pun. KPK, katanya, sudah memiliki semua bukti, termasuk fotokopi cek perjalanan dan fotokopi KTP miliknya yang dipakai untuk mencairkan cek perjalanan itu di Bank Internasional Indonesia Cabang Pekalongan, Jawa Tengah.
Dia berharap rekan-rekannya yang juga menerima cek perjalanan untuk bicara jujur. ”Kalau bohong, akan malu sendiri karena KPK sudah memiliki data-datanya,” ujarnya. Menurut dia, diduga ada tujuh anggota Komisi IX DPR (1999-2004) yang mencairkan sendiri cek itu, 10 orang mencairkan lewat kerabat, dan sisanya oleh pihak lain.
Agus juga mengaku tidak memiliki beban atau menerima ancaman saat membongkar kasus ini. ”Saya malah senang. Saya juga tidak keberatan jika kelak menjadi tersangka. Maling ayam saja dipenjara, masak terima Rp 500 juta tidak diproses?” tuturnya.
Juru bicara KPK Johan Budi membenarkan, dalam penyelidikan kasus ini pihaknya tidak hanya memanggil Agus Condro. Sudah ada pihak lain yang diperiksa sejak pekan lalu.
KPK, lanjutnya, tidak pernah menyebut bahwa cek perjalanan itu diterima oleh 41 anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004. ”KPK hanya mengatakan, jumlah cek perjalanan itu sekitar 400 lembar,” katanya. (NWO)
Sumber: Kompas, 23 September 2008