Ada Penyidik Cilik di Kampung Antikorupsi KPK
Mengenakan rompi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), enam bocah sibuk menelusuri aliran dana barang bukti kasus korupsi yang ditangani KPK. Mereka mendatangi satu demi satu stan di Kampung Antikorupsi, mencari informasi pendukung untuk melancarkan misi.
"Kami mencari petunjuk," kata Yuniar (9), saat mendatangi stan Indonesia Corruption Watch (ICW).
Tidak mendapatkan barang bukti, Yuniar bersama timnya segera berlalu, beralih ke stan berikutnya. Setelah berkeliling, tim berhasil mendapatkan kotak merah berisi "uang negara". Mereka kemudian segera menyerahkan kotak itu kepada Ketua KPK bidang Pencegahan M Yasin, yang telah menunggu di panggung. "Dalam acara kampung antikorupsi kali ini, KPK menampilkan Yunior Investigator, para penyidik cilik yang memerankan kerja penyidikan KPK," ujar M Yasin, Rabu (8/11).
Mereka adalah siswa-siswi SD BPK Penabur Jakarta, yang berperan sebagai penyidik KPK. Yasin menjelaskan, sengaja melibatkan siswa dari tingkat sekolah dasar, untuk merealisasikan pendidikan antikorupsi sejak awal. KPK ingin menanamkan sikap antikorupsi kepada anak-anak. "Di sekolah, mereka sudah mendapatkan materi dasar pendidikan antikorupsi," kata yasin.
KPK merencanakan akan memberikan materi antikorupsi ke seluruh sekolah di penjuru Indonesia, sejak tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA. KPK juga telah bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi untuk memasukkan kurikulum antikorupsi ke dalam materi perkuliahan.
Kampung Antikorupsi yang dibangun di area parkir KPK, diselenggarakan dalam rangkaian peringatan hari Antikorupsi Sedunia. Acara bertema "Tanpa Korupsi Baru Indonesia" ini merupakan kerjasama KPK dengan Komisi Yudisial (KY), Indonesia Corruption Watch (ICW), Transparansi Internasional Indonesia (TII), Uni Eropa (UE), UNODC, LPSHK dan sejumlah lembaga antikorupsi. Farodlilah